Sabtu, 04 Oktober 2014




 torque converter

Torque converter adalah suatu komponen power train yang bekerjanya secara hydrolis. Prinsip kerja dari torque converter adalah merubah tenaga mekanis dari engine menjadi energi kinetis (oil flow) dan merubahnya lagi menjadi tenaga mekanis pada shaft outputnya.

Fungsi torque converter adalah sebagai berikut:

  • Sebagai kopling otomatis (automatic clutch) untuk meneruskan engine torque ke input transmisi.
  • Meningkatkan (multiflies) torque yang dibangkitkan oleh engine.
  • Meredam getaran puntir (torsional vibration) dari engine dan drive train.
  • Meratakan (smoothes) putaran engine.

Komponen utama pada torque converter:
  • Pump (impeller)
  • Turbine (runner)
  • Stator (reactor)
  • Freewheel (one way clutch)
Fungsi Pump (impeller) adalah:
Pump yang dihubungkan dengan flywheel engine melalui drive case menghasilkan energi kinetis berupa gaya sentrifugal pada oli dengan cara melempar oli yang berada didalam sudu-sudu pump kearah turbin.

Fungsi Turbin (runner) adalah:
Merubah energi kinetis dari oli yang diberikan oleh pump menjadi tenaga mekanis pada output nya.

Fungsi Stator (reactor) adalah:
Mengarahkan oli flow dari turbin kembali ke pump agar arahnya sesuai, sehingga oli yang masih mempunyai energi kinetis membantu mendorong/ memperingan kerja pump.

Fungsi Freewheel (one way clutch) adalah:
Mengarahkan putaran stator ke satu arah saja sesuai yang di inginkan dengan tujuan untuk menaikkan efisiensi dari torque coverter.
Apabila stator tidak dilengkapi freewheel, jika turbin berputar cepat hingga speed ratio nya mendekati satu, maka arah aliran oli akan berubah, sehingga oli yang keluar dari turbin akan memukul punggung sudu-sudu stator. Keadaan demikian akan mengakibatkan aliran oli menjadi tidak beraturan dan efiensi torque converter akan turun.
sistem pembakaran (combustion)
 
Pada Motor bakar, energi kimia yang terdapat pada bahan bakar diubah dulu menjadi energi termal dengan jalan pembakaran. Panas yang timbul dari hasil pembakaran selanjutnya diubah menjadi energi mekanis. Maka motor bakar dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu: motor pembakaran luar (External Combustion Engine) dan motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine).

I. Motor pembakaran luar  (External Combustion Engine)
Sesuai dengan namanya, pada motor pembakaran luar, proses pembakaran bahan bakar terjadi di luar mesin itu. Energi termal  dari hasil pembakaran bahan bakar tidak dapat langsung diubah menjadi energi mekanis, tetapi menggunakan penghantar terlebih dahulu untuk kemudian diubah menjadi energi mekanis. Contoh : untuk memasak air pada ketel uap (boiler) kemudian uap bertekanan tinggi yang dihasilkan digunakan untuk memutar turbin, baru timbul menjadi energi mekanis.

II. Motor pembakaran dalam
Pada motor pembakaran dalam, proses pembakaran bahan bakar terjadi di dalam mesin itu sendiri, sehingga panas dari hasil pembakaran langsung bisa diubah menjadi tenaga mekanik. Misalnya : pada turbin gas, motor bakar torak.
Motor bakar torak dibagi menjadi 2 macam, yaitu motor bensin dan motor diesel.
sistem pelumasan

Sistem Pelumasan (Lubrication System)

    Sistem pelumasan adalah sistem yang berfungsi untuk melumasi komponen-komponen engine yang memerlukan pelumasan dan menyediakan oli bersih pada lokasi yang tepat di engine, agar oli yang digunakan harus dapat bertahan pada suhu yang tinggi dan waktu penggantian oli yang lebih panjang serta pemakaian oli yang lebih rendah.
  Oil adalah sebuah cairan (fluida) yang secara umum berfungsi untuk melumasi, mendinginkan, membersihkan, menyekat, penyangga, dan mencegah karat pada suatu komponen. 
 Komponen-komponen sistem pelumasan :
  1. Oil pan
    Oil pan adalah suatu wadah penampung untuk oli engine. Oil pan juga membuang panas dari oli engine ke atmosfer dan memiliki internal baffle untuk mencegah oli teraduk-aduk. Oil pan berada di bagian bawah dari engine.
  2. Suction bell dan inlet screen
    Dari oil pan, oli masuk melalui inlet screen menuju suction bell. Inlet screen berfungsi untuk menyaring atau mencegah masuknya kotoran-kotoran besar pada sistem.
  3. Oil pump
    Oil pump berfungsi untuk membuat terjadinya aliran oli yang bersirkulasi ke seluruh bagian engine. Oil pump digerakkan dengan gear yang terhubung pada crankshaft.
  4. Bypass dan relief valve
    Bypass dan relief valve berfungsi untuk melindungi dan membatasi tekanan pada sistem pelumasan.
  5. Oil cooler
    Dari oil pump, oli mengalir menuju oil cooler yang berfungsi untuk mendinginkan dan memindahkan panas dari oli. Pendinginan ini bertujuan untuk mempertahankan oli pelumas pada saat beban engine besar.
  6. Oil filter
    Oil filter berfungsi untuk menyaring aliran oli secara menyeluruh untuk membuang material asing yang berukuran kecil dari oli engine.
  7. Oil galleri
    Oil galleri berfungsi sebagai jalur oli yang meneruskan aliran oli keseluruh bagian engine yang memerlukan pelumasan, seperti : gear train, turbocharger, piston cooling jet, main dan cap camshaft bearing, connecting rod bearing, valve lifter, rocker sahaft, dan lain-lain.
  8. Crankcase breather
    Crankcase breather mengalirkan gas pembakaran yang bocor melalui ring piston dan menjaga tekanan agar tetap setabil di dalam crankcase. Crankcase breather juga berfungsi untuk menyamakan tekana di dalam engine crankcase dengan tekanan luar, dan mengijinkan oli kembali ke oil pan dengan mudah.|

Jumat, 03 Oktober 2014

Definisi :

Engine adalah suatu alat yang memiliki kemampuan untuk merubah energi panas yang dimiliki oleh bahan bakar menjadi energi gerak

Berdasarkan fungsinya maka terminologi engine pada Caterpillar biasa digunakan sebagai sumber tenaga atau penggerak utama (prime power) pada  machine, genset, kapal (marine vessel) ataupun berbagai macam peralatan industri.
Motor Diesel Engine

Klasifikasi Engine

Saat ini untuk mengerjakan berbagai macam jenis pekerjaan yang berbeda sudah banyak sekali jenis engine yang dirancang oleh manusia. Secara umum penggolongan berbagai jenis engine yang saat ini biasa dipakai dapat dilihat pada bagan berikut ini:
Bagan Klasifikasi Engine
Klik Gambar Untuk Memperbesar
Dari bagan tersebut maka penggolongan yang pertama dilakukan adalah membagi engine berdasarkan tempat terjadinya proses pembakaran dan tempat perubahan energi panas menjadi energi gerak. Apabila kedua peristiwa tadi terjadi dalam ruang yang sama maka engine tersebut dikategorikan sebagai engine dengan jenis internal combustion. Sedangkan apabila ruang tersebut terpisah maka engine tersebut dikategorikan sebagai engine eksternal combustion.

Eksternal combustion engine selanjutnya dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu: turbine dan piston. Pada engine jenis internal combustion penggolongan engine selanjutnya terdiri dari: engine piston, turbine dan wenkel atau rotar. Berdasarkan perlu tidaknya percikan bunga api untuk proses pembakaran maka engine piston dibagi menjadi dua jenis, yaitu: engine diesel dan engine spark ignited. Merujuk pada banyaknya langkah yang diperlukan untuk mendapat satu langkah power maka diesel engine dibagi menjadi engine diesel dua langkah (two stroke) dan empat langkah (four stroke). Selanjutnya engine diesel empat langkah digolongkan lagi berdasarkan cara pemasukan bahan bakar ke dalam ruang bakar menjadi dua tipe yaitu: engine dengan system pre-combustion chamber dan direct injection. Pada spark ignited engine penggolongan pertama didasarkan pada jenis bahan bakar yang digunakan, yaitu: engine berbahan bakar gas dan bensin. 

Caterpillar hanya memproduksi jenis engine diesel empat langkah dan gas engine saja. Tetapi pada pembahasan kali ini topik yang akan dibatasi hanya pada diesel engine saja.
engine 
a.Engine
1. Block Assembly
Block assembly adalah tempat dimana tenaga diciptakan.
Berikut akan kita pelajari komponen pembentuknya dan
bagaimana mereka bekerja bersama-sama untuk menghidupkan
engine.



Engine Block
Engine Block adalah rangka utama yang menyangga
semua komponen suatu engine.

Engine Block memiliki banyak desain, seperti: In-line
engine (nomor 1) dimana semua cylinder-nya diletakkan
dalam satu baris. Dan V Engine (nomor 2) yang memisahkan
cylinder menjadi dua baris, dengan block engine
membentuk huruf “V”.
Cylinder
Cylinder adalah lubang-lubang yang ada pada engine
block dan berfungsi sebagai :
1. Rumah piston
2. Pembentuk ruang bakar
3. Pembuang panas dari piston
Desain Cylinder
1. Cylinder bisa dicetak secara permanen ke dalam
block yang disebut Parent bore, atau
2. Cylinder yang bisa dibongkar-pasang yang disebut
cylinder liner.
Cylinder liner membentuk dinding jacket water antara
coolant dan piston.



Jenis-jenis Cylinder Liner
Wet liner mempunyai O-ring untuk menyekat water
jacket dan mencegah kebocoran coolant. Dry liner sering
digunakan untuk memperbaiki parent bore engine
apabila cylinder-nya rusak. Liner-nya disebut kering
karena menempel dan menempati jalur sepanjang
dinding cylinder yang ada dalam block engine.
Piston
Piston memiliki tiga tugas utama :
1. Memindahkan gaya hasil pembakaran ke connecting
rod dan ke crankshaft.
2. Menyekat ruang pembakaran.
3. Menyerap panas yang berlebihan dari ruang pembakaran.
Piston dipasang di setiap cylinder liner dan bergerak
turun-naik selama proses pembakaran. Bagian atas piston
berfungsi sebagai ruang pembakaran bagian bawah.
Piston berfungsi sebagai pemindah gaya hasil pembakaran
Piston terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut:
1. Crown – sebagai ruang pembakaran.
2. Ring Grooves dan Lands – menahan compression
ring dan oil control ring.
3. Wrist Pin Bore – berisi pin yang menghubungkan
piston dengan connecting rod.
4. Retaining pin – menahan pin piston agar tetap berada
di dalam pin bore.
5. Thrust skirt – membawa beban samping.
Piston dibuat dengan berbagai metode:
1. Cast Aluminium Crown dengan forged aluminium
skirt, dan di las dengan semburan elektron.
2. Composite, steel crown dan forged aluminium skirt
yang dibaut menjadi satu.
3. Articulated, forged steel crown dengan pin bore dan
bushing, cast aluminium skirt yang terpisah. Kedua
bagian itu disatukan dengan wrist pin.
4. Jenis yang paling umum adalah piston berbahan
aluminium dengan penyanga besi sebagai pasangan
piston ring.
Ada dua jenis piston berdasarkan sistem bahan bakar dan
rancangan ruangan pembakaran, yaitu :
1. Precombustion piston memiliki heat plug pada
crown-nya,
2. Direct injection piston tidak dilengkapi dengan
heat plug.




Ring Piston
Setiap piston memiliki dua atau lebih ring yang terpasang
pada groove piston. Ring piston mempunyai tiga tugas
utama, yaitu :
1. Menyekat ruang pembakaran.
2. Mengontrol pelumasan pada dinding cylinder.
3. Mendinginkan piston dengan cara memindahkan
panas yang dihasilkan pada proses pembakaran.
Ada dua jenis piston ring :
(1) Compression Ring, dan
(2) Oil Control Ring.
Compression ring berfungsi untuk menyekat bagian
bawah ruang pembakaran agar tidak ada gas pembakaran
yang bocor melewati piston menuju crankcase.
Oil Control Ring
Biasanya oil control ring terletak di bagian bawah
compression ring. Tugasnya adalah melumasi dindingdinding
cylinder liner, tempat piston bergerak turun-naik.
Lapisan tipis dari oli tersebut akan mengurangi keausan
pada cylinder liner dan piston.






Expander Ring
Di bagian dalam oil control ring, akan kita temukan
expander spring yang membantu mempertahankan
lapisan oli di sepanjang dinding cylinder.
Ring End Gap
Tiap ring piston punya gap/celah di antara ujung-ujung
pertemuan lingkarannya. Untuk mencegah kebocoran,
ring end gap antara ring yang satu dengan yang lainnya
tidak boleh disusun segaris.
Connecting Rod
Connecting rod terpasang di setiap piston melalui sebuah
pin. Fungsinya untuk memindahkan gaya dari piston ke
crankshaft.





Connecting rod menghubungkan piston dengan crankshaft,
yang terdiri atas beberapa bagian sebagai berikut:
1. Rod Eye
2. Piston Pin Bushing
3. Shank
4. Cap
5. Bolt dan Nut
6. Connecting Rod Bearing
Connecting Rod Bearing
Connecting Rod Bearing terletak pada ujung connecting
rod tersebut, dimana crankshaft berputar di dalamnya.
Rod Bearing Shell
Setengah bagian atas connecting rod bearing yang
berada di dalam rod disebut upper half shell (bagian
atas). Setengah bagian yang lain mengisi ruang cap, disebut
lower half shell (bagian bawah). Secara umum,
lapisan bagian atas membawa beban lebih banyak.
Crankshaft
Ujung lain dari connecting rod berfungsi untuk memutar
crankshaft yang ada di bagian bawah engine block.
Crankshaft memindahkan gerakan berputar ke flywheel
dan menghasilkan energi untuk melakukan kerja.
Crankshaft merubah gerakan naik-turun piston menjadi
gerak berputar untuk melakukan kerja.
Bagian-bagian crankshaft terdiri dari:
1. Rod Bearing Journal
2. Counterweight
3. Main Bearing Journal
4. Web

Main Bearing Bore
Crankshaft berputar di dalam main bearing yang dijepit
pada bore-nya dan terletak di bagian bawah engine block.
Main Bearing Shell
Ada dua bagian pada setiap main bearing yang disebut
sebagai shell. Bagian bawah dipasangpada main bearing
cap, dan bagian atasnya dipasang pada main bearing
bore pada block. Umumnya, shell bagian bawah ini
menerima beban lebih banyak dan karenanya lebih cepat
aus.
Pelumasan pada Bearing
Bagian atas dari main bearing mempunyai sebuah lubang
oli dan biasanya berupa slot (celah), sehingga pelumasan
bisa terjadi secara terus-menerus pada lubang oli pada
main journal.Thrust Main Bearing
Thrust main bearing mengurangi gerakan maju-mundur
crankshaft. Ada dua tipe thrust main bearing, yaitu:
1. Insert bearing, dua bagian.
2. Flanged thrust bearing, satu bagian.
End Play
Thrust main bekerja sama dengan thrust bearing untuk
mengurangi gerakan maju-mundur crankshaft pada
block. Gerakan ini dinamakan End Play.

Camshaft
Camshaft digerakkan oleh crankshaft melalui gear train.
Jika camshaft berputar, cam lobes juga ikut berputar.
Komponen-komponen valve train yang terhubung ke
camshaft juga bergerak turun-naik mengikutinya. Ketika
nose pada lobe menghadap ke atas, valve-nya terbuka
penuh.

Putaran camshaft adalah setengah dari putaran crankhaft,
sehingga valve dapat membuka dan menutup pada
saat yang tepat selama proses Siklus 4-Langkah.

Camshaft Bearing
Camshaft Journal berputar di dalam camshaft bearing.
Camshaft bearing ditekan dan dimasukkan ke dalam
bore pada engine block. Camshaft journal mempunyai
lubang-lubang oli yang sejajar dengan saluran oli pada
block.
Flywheel Assembly
Flywheel Assembly adalah penghubung antara engine
dengan komponen powertrain, terpasang pada crankshaft
bagian belakang. Flywheel mempunyai tiga fungsi :
1. Menyimpan energi sebagai momentum antara siklus
tenaga (power stroke).
2. Menghaluskan putaran crankshaft.
3. Menyalurkan tenaga.

Flywheel
Flywheel dibaut ke bagian belakang crankshaft pada
flywheel housing. Crankshaft memutar flywheel pada
power stroke, dimana momentumnya tetap menjaga agar
crankshaft tetap bekerja sempurna selama intake stroke,
compression stroke dan exhaust stroke.
Ring Gear
Ring gear terletak di sekeliling flywheel dan digunakan
sebagai perantara untuk menghidupkan engine.
Push Rod
Push rod (#3 pada gambar bawah) adalah sebatang besi
yang mempunyai dudukan di kedua sisinya. Camshaft
menggerakkan push rod sehingga mengakibatkan terangkatnya
rocker arm.


Valve Lifter
Valve lifter (#2) atau cam follower terletak di setiap lobe
pada camshaft. Pada saat camshaft berputar valve lifter
bergerak mengikuti bentuk lobe-ya. Valve lifter memindahkan
gerakan camshaft ke push rod. Push rod ini
memindahkan gerakan itu ke rocker arm untuk membuka dan menutup
dan menutup valve. Slipper Follower
Jenis Slipper follower biasanya berbentuk one piece
casting dengan wear face yang nantinya akan
berhubungan langsung dengan lobe.
Slipper follower bergerak ke atas dan ke bawah di dalam
bore pada engine block. Slipper follower berputar
perlahan pada saat engine bekerja.
Vibration Damper
Vibration damper terletak di bagian depan crankshaft
dan berfungsi untuk meredam getaran torsional atau
puntiran dari crankshaft. Bentuknya seperti miniatur
flywheel yang direkatkan atau dibaut di bagian depan
crankshaft.
Jenis-jenis Vibration Damper
Vibration damper tersedia dalam dua tipe : ruber damper dan viscous damper.
Rubber vibration damper (kiri) menggunakan karet untuk meredam getaran, sementara viscous damper (kanan) menggunakan oli yang kentalsebagai
meredam getaran.
b.Power Train
I. Dasar-Dasar Power Train
I.1. Definisi
Power train merupakan suatu sistem yang meneruskan tenaga atau power dari engine sampai ke penggerak akhir atau final drive.

I.2. Komponen Utama Power Train
Pada dasarnya komponen utama dalam rangkaian power train terdiri dari:
• Flywheel clutch / torque converter
• Direct drive / powershift transmission
• Differential / bevel gear
• Final drive

Pada beberapa tipe power train yang menggunakan sistem penggerak ganda (4 wheel drives), setelah transmission dipasang transfer gear.

I.2.1. Penghubung antara engine dengan transmission
Ada dua macam penghubung antara engine dan transmission pada Caterpillar machine yaitu:
• Flywheel clutch
• Torque converter

I.2.1.1. Flywheel Clutch
Flywheel clutch merupakan komponen yang menghubungkan engine dengan transmission secara mekanikal. Hubungan tersebut dapat disambung atau diputus sesuai kebutuhan operator.


I.2.1.2.Torque Converter
Torque converter merupakan komponen yang menghubungkan engine dengan transmission secara hydraulic. Jadi tidak ada hubungan mekanikal langsung antara engine dengan transmission.
Torque converter ada beberapa macam, antara lain:
• Torque converter, digunakan pada sebagian besar power shift machine, contohnya wheel loader tipe kecil, track type tractor (D3 – D5) dan yang lainnya.
• Torque divider, digunakan pada machine track type tractor (D6 - D11).
• Variable capacity torque converter (VCTC), digunakan pada machine wheel loader tipe besar contohnya 988 - 992.
• Torque converter dengan lock up, digunakan pada machine off high way truck, articulated dump truck dan yang lainnya.
• Gabungan antara impeller clutch dengan lock up, digunakan pada machine wheel loader tipe besar antara lain 980, 992, 994 dan yang lainnya.

Engine cooling system (sistem pendingin mesin)


Cooling system adalah sistem yang berfungsi sebagai pendingin untuk memperoleh temperatur kerja suatu mesin yang tetap, yaitu ± 90° C, sehingga suhu kinerja mesin akan lebih optimal.
Jika cooling system tidak berfungsi dengan baik maka akan mengakibatkan overheat atau biasanya disebut NGGEBROS (bahasa bengkel jalanan).
Penyebab mesin overheat antara lain :
  • Fan coupling (Kipas radiator) yang tidak berfungsi dengan sempurna. Kipas radiator baik yang manual digerakkan oleh mesin melalui V-belt ataupun yang digerakkan dengan accu / bterai bisa saja mengalami gangguan sehingga tidak berfungsi maksimal.
 
  • Radiator. Radiator adalah komponen utama cooling system yang digunakan untuk menjaga temperatur mesin agar tetap berada pada suhu optimal kerja mesin. Berkurang atau hilangnya fungsi radiator bisa disebabkan antara lain, adanya deposit kotoran dalam radiator yang menyebabkan berkerak di saluran pipa pipanya maka akan tersumbat, adanya kebocoran pada radiator, karena umur radiator
 
  • Hose / Selang Radiator. Bagian yang mengalirkan air dari radiator kemesin ini bisa saja rusak atau pecah.
 
  • Cap / Tutup Radiator. Driver biasanya tidak mengerti betapa pentingnya tutup radiator, padahal tutup radiator mempunyai fungsi yang penting dalam sistem pendinginan. Fungsi tutup radiator antara lain adalah menjaga air dalam radiator agar tidak cepat mendidih. Pada tutup radiator terdapat 2 valve yang diatur oleh pegas, satu valve berfungsi mengalirkan air dari radiator ke tabung reservoir ketika kondisi air panas, sedang satunya berfungsi mengembalikan air dari reservoir ke radiator saat mesin dingin. Rusak atau tidak berfungsinya tutup radiator dapat mengakibatkan engine overheat. 

 
  • Thermostat. Seringkali kita mendengar jika mesin sering panas disarankan supaya thermostatnya dilepas. Untuk mesin-mesin lama dengan teknologi lawas mungkin hal tersebut dapat membantu, tentunya tetap ada efek samping pada mesin, dan untuk mesin-mesin mobil keluaran anyar yang telah dilengkapi control unit, melepas thermostat sangat mempengaruhi kinerja mesin. Fungsi thermostat sendiri adalah mengatur suhu air pendingin di dalam sistem pendinginan dengan cara menutup dan membuka saluran air pendingin dari radiator ke mesin. Tidak berfungsinya thermostat akan berakibat aliran sistem pendingin terhenti, sehingga mesin mengalami overheat.
 
  • Water Pump. Fungsi water pump adalah memompa / menyedot air dari radiator untuk disirkulasikan kedalam mesin. Pengecekan water pump dapat dilakukan saat suhu mesin mencapai temperatur kerja ( 70-80 derajat celcius). Dengan kondisi tutup radiator dibuka dapt diketahui sirkulasi air di dalam radiator. jika water pump berfungsi dengan baik, maka secara visual air didalam radiator bersirkulasi dengan baik. Pada mesin isuzu cxz, agar water pump awet berilah grease
 
  • Cylinder Head dan Paking Cylinder Head. Bagian ini bisa menjadi penyebab dan juga bisa merupakan dampak dari mesin Overheat. packing cylinder head yang kerpos dapat menyebabkan overheat,Cylinder head yang tidak rata / melengkung saat pengencangan baut yang tidak rata dapat juga menyebabkan overheat. Kenali juga gejala kerusakan Paking cylinder head dengan cara menstater mesin dengan posisi tutup radiator dibuka. Jika terjadi semburan air saat mesin di start, dapat dipastikan terjadikerusakan pada salah satu bagian tersebut


sistem engine


Hampir semua engine otomotif terdiri dari dua bagian utama-yaitu blok silinder dan kepala silinder (atau kepala untuk sejumlah engine). Kedua komponen dan sistem pendukungnya, seperti system bahan bakar,system pendingin, system kelistrikan, system pelumasan, dsb merupakan bagian tak terpisahkan dari sebuah engine pada kendaraan. Mari kita amati lebih dekat system-system pendukung ini, sekarang kita akan berkonsentrasi pada block silinder dan kepala silinder.


Susunan lengkap pada sebuah engine dapat dilihat pada tampilan berikut !
Perhatikan dengan seksama, dan catat setiap point yang kalian anggap penting / atau membutuhkan penjelasan lanjut oleh guru di kelas.




Block Silinder

Block silinder, atau biasa disingkat block, dan komponen utama yang dipasang di bagian dalam block mempunyai lubang vertikal yang disebut silinder, dimana jumlahnya bervariasi (ada yang 1 silinder, 2 silinder, 3 silinder, dst). Pada saat kepala silinder dipasang, kepala silinder ini dibaut ke bagian permukaan atas dari block dan menutup ujung bagian atas dari silinder. Gasket khusus tahan panas, disebut gasket kepala silinder, dipasang diantara permukaan block dan kepala silinder.



Block biasanya terbuat dari besi tuang atau aluminium. Block mempunyai saluran-saluran tempat aliran pendingin yang berfungsi untuk mencegah engine tidak menjadi terlalu panas. Juga ada saluran-saluran (galleries) yang dicetak di dalam block sebagai tempat aliran oli, yang fungsinya sebagai saluran pelumasan engine.


Crankshaft



Fungsi crankshaft adalah untuk merubah gerak bolak balik piston menjadi gerak putar. Crankshaft ini terletak di bagian dasar dari block engine pada daerah yang disebut crankcase.



Crankshaft disangga oleh bearing dan bearing cap pada tempatnya di dalam crankcase. Bearing ini disebut bearing utama (main bearing). Connecting rods, yang menghubungkan piston dan crankshaft, terikat pada crankshaft dengan menggunakan sejumlah bearing dan caps. Bearing-bearing ini biasanya disebut big end bearing. Bila crankshaft rusak, jurnalnya dapat digerinda dan dipasang bearing baru sebagai pengganti. Bila mengganti bearing perlu diperhatikan apakah crankshaft telah digerinda (under size), sehingga ukuran bearing yang digunakan sesuai dengan kebutuhannya.


Flywheel

Pada kendaraan yang menggunakan transmisi manual (gear box) flywheelnya berukuran besar dan berat yang dibaut ke bagian ujung crankshaft. Ini berfungsi untuk menghaluskan kerja engine dan menyediakan permukaan penggerak untuk kopling. Gigi flywheel dipasang pada dudukannya melalui proses pemesinan. Sebuah roda gigi yang kecil di bagian ujung poros motor starter berhubungan dengan gigi-gigi flywheel pada saat motor starter bekerja. Hal ini akan memutar crankshaft dan menghidupkan engine.
Flywheel pada kendaraan yang menggunakan transmisi otomatis biasa disebut plat penggerak (drive plate). Biasanya lebih tipis dan lebih ringan daripada kendaraan-kendaraan transmisi manual.


Connecting Rod (Batang penyambung)

Seperti halnya beberapa bagian lain di dalam engine connecting rod seringkali dikenal dengan singkatan “con rod”.

Kita telah mengetahui bahwa fungsi con rod adalah untuk memindahkan gaya yang mendorong piston ke bawah ke crankshaft, selama proses langkah usaha. Karenanya agar tidak pecah, con rod haruslah kuat.



Rod (batang) mempunyai dua tempat untuk bearing-bearing. Bearing yang besar ditempatkan pada crankshaft dan bearing yang kecil ditempatkan pada piston. Sebuah pin digunakan untuk menghubungkan piston ke con rod, pin ini disebut piston pin atau gudgeon pin.


Piston



Piston memindahkan tekanan hasil pembakaran campuran bahan bakar dan udara melalui con rod ke crankshaft. Biasanya piston-piston dilengkapi dengan tiga ring di sekelilingnya. Dua ring utama adalah ring kompresi. Ring tersebut menyekat celah diantara piston dan dinding silinder. Ring tersebut dirancang untuk mencegah agar gas bertekanan tinggi dari proses pembakaran mengalir melewati piston.




Bila telah lama dipakai ring menjadi aus dan perlu diganti. Demikian juga silinder bores dapat menjadi aus dan perlu dibor. Untuk alasan tersebut, bila anda menyediakan ring pengganti atau piston dan seperangkat ring, anda perlu memastikan bahwa ukurannya sesuai dengan silinder engine.

Ring ketiga pada piston adalah ring oli. Fungsinya adalah untuk mencegah oli pelumas pada dinding-dinding silinder masuk ke ruang pembakaran. Ring piston yang telah aus di kendaraan seringkali dapat terditeksi melalui emisi gas buang yang berasap. Asap ini disebabkan oleh oli, yang berhasil melampaui piston dan ikut terbakar dalam proses pembakaran.

Gudgeon pin yang menghubungkan piston dengan con rod, memungkinkan rod berayun di dalam piston. Sebagai akibatnya ujung bagian bawah con rod dan crankshaft berputar.


Camshaft

Camshaft dapat ditempatkan apakah di block silinder atau di kepala silinder, sebagian engine memiliki lebih dari satu camshaft. Namun bagaimanapun juga jumlah camshaft pada engine tidak menjadi masalah, demikian juga dengan penempatannya, fungsi dasar dari camshaft adalah sama, yaitu untuk menggerakkan katup masuk dan katup buang yang terdapat pada kepala silinder.



Camshaft digerakkan oleh seperangkat roda gigi yang terdapat di crankshaft, roda gigi ini disebut timing gear. Cara lain digunakan untuk memutar crankshaft dengan menggunakan timing belt dan rantai. Camshaft disangga oleh bearing di bagian depan dan belakang dari crankcase. Poros ini biasanya bentuknya tidak simetris, terdapat tonjolan-tonjolan disepanjang poros. Tonjolan ini disebut cam dan terdapat satu untuk setiap katup. Pada saat camshaft berputar satu benda silindris kecil, yang disebut cam follower (atau kadang-kadang disebut lifter atau tappet), mengikuti bentuk cam, kerjanya bergerak naik turun.



Bila katup yang terbuka adalah katup masuk, bentuk cam dan posisinya pada camshaft akan memastikan bahwa katup benar-benar terbuka pada saat piston bergerak ke bawah di dalam silinder, pada langkah masuk. Bentuk cam menjamin katup benar-benar tertutup pada siklus selanjutnya.
Dengan cara yang sama bila katup yang dibuka oleh cam adalah katup buang, cam akan membuka katup buang pada saat piston bergerak ke atas pada saat langkah buang, yaitu saat piston bergerak ke bagian atas silinder pada saat langkah buang; memungkinkan katup tetap tertutup pada langkah-langkah berikutnya.




Anda dapat melihat pada tayangan di atas, jika katup akan membuka dan menutup pada saat yang tepat adalah sangat penting camshaft digerakkan oleh crankshaft pada kecepatan yang benar sehingga crankshaft harus dipasang dengan tepat, dalam hubungannya dengan crankshaft.


Kepala Silinder

Kita telah singgung sebelumnya bahwa kepala silinder menyekat bagian ujung atas silinder. Ini bukan fungsi satu-satunya, maka kali ini kita akan memeriksa peran pentingnya pada cara kerja engine. Fungsi utama kepala silinder adalah untuk menyediakan ruang dimana campuran bahan bakar dan udara dapat dibakar secara efisien. Hal ini dilakukan dengan menyediakan lubang berbentuk khusus atau ruang yang posisinya berada di atas setiap silinder, saat kepala dibaut ke block.



Kepala silinder juga mempunyai saluran-saluran yang disebut ports. Saluran masuk adalah saluran lewat campuran bahan bakar dan udara ke dalam ruang pembakaran. Saluran buang adalah saluran pembungan gas bekas dari dalam ruang pembakaran ke dalam system pembuangan. Katup-katup masuk dan buang ini ditempatkan sebagai penyekat terhadap ruang pembakaran dan saluran buang, pada saat katup-katup berada posisi menutup. Manifold masuk (intake manifold) dan manifold buang (exhaust manifold), yaitu pipa yang menyalurkan campuran bahan bakar dan membawa gas bekas keluar dari dalam kepala siinder dibautkan ke sisi kepala silinder, sehingga pipa-pipa tersebut segaris dengan saluran.

Roda gigi penggerak katup dipasang pada bagian atas kepala silinder. Katup-katup dapat digerakkan oleh push rod, seperti telah dijelaskan sebelumnya pada bagian ini, atau dengan alternatif lain, yaitu satu atau lebih camshaft dipasangkan langsung pada kepala silinder yang digerakkan oleh rantai atau sabuk dari bagian ujung crankshaft. Bila susunan ini digunakan, engine dikelompokkan sebagai over head camshaft (overhead cam) engine. Sebagian engine disebut sebagai multivalves engine, ini berarti engine memiliki lebih dari dua katup per silinder.